Kadisdik Suwadji: gedung SDN 04 Lebakharjo Insyaallah Maret Sudah Bisa Dimulai Pengerjaanya
Ampelgading, Malang, mediakpk.co.id – Hujan lebat diduga jadi penyebab ambruknya atap Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Lebakharjo, yang terletak di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/1/2024) malam.
Ernadi, merupakan kepala Sekolah (Kepsek) SDN 04 Lebak Harjo memprediksi, Kejadian tersebut dipicu oleh hujan lebat yang berlangsung selama dua hari berturut-turut. Menurut Ernadi, ada tiga atap dan ruang kelas yang mengalami kerusakan total dan membutuhkan anggaran lebih kurang 240 juta untuk perbaikan dan penggantian.
“perkiraan kebutuhan anggaran 240 juta, itu ada tiga ruang yang total rusak, dinding juga banyak yang retak. Kalau tidak sekalian dibenahi khawatir tidak bertahan lama bangunan itu. Daerah ini termasuk tanah gerak dan sering terjadi getaran ketika ada latihan di pandanwangi. Penyeb ambruk karena beberapa hari saat itu turun hujan. Penyebab utamanya ya karena hujan”, ungkap Ernadi. (16/01)
Lanjut, Ernadi berharap segera dapat perhatian khusus dari pemerintah dan instansi terkait untuk segera ada perbaikan dan penggantian.
“Kami selaku pengelola lembaga berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan kerusakan ini, demi kelancaran kegiatan belajar mengajar,” lanjut Ernadi.
Menurut Ernadi, Saat ini proses belajar mengajar dilakukan di ruang kelas lain secara bergantian, dan pihak sekolah sedang berusaha untuk meminjam ruang balai dukuh setempat sebagai alternatif untuk kegiatan belajar mengajar.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Malang, Suwaji, menurut Suwaji tahapan-tahapan perbaikan dan penggantian gedung SDN 04 Lebakharjo sudah di proses, termasuk kelengkapan, Administrasinya dan insyaallah Maret ini bisa dimulai pekerjaannya dengan swakelolah tipe 4, Saat ini sedang berproses pemenuhan kelengkapan. Dokumen untuk swakelola nya.
“Untuk kondisi SDN Lebakharjo 4 yg ambruk atapnya, untuk kegiatan belajar mengajarnya memanfaatkan ruang kelas yang masih layak secara bergantian dan untuk perbaikan/rehabilitasi sudah terprogram diawal tahun ini sudah mulai berproses baik sosialisasi, penetapan lokasi rehab dengan SK Bupati, kemudian tahapan-tahapan berikutnya termasuk kelengkapan, Administrasinya sedang diproses dan insyaallah Maret ini bisa dimulai pekerjaannya dengan swakelolah tipe 4, Saat ini sedang berproses pemenuhan kelengkapan. Dokumen untuk swakelola nya. Anggaran yang digunakan dari APBD kabupaten malang, Perkelasnya insyaallah 70 juta termasuk untuk perencanaan & pengawasan”, kata Suwaji.
Sadono Irawan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang provinsi Jawa Timur, kepada awak media menerangkan bahwa, Insiden tersebut belum masuk klasifikasi bencana alam, Sadono juga memperkirakan ambruknya atap gedung SDN 04 Lebakharjo, awalnya disebabkan oleh kebocoran pada atap sekolah dan air dari kebocoran tersebut membebani plafon dan atap sekolah tersebut.
“Ini sudah kewenangan dinas pendidikan dan dpkpck, Kalau dari analisa kami belum masuk klasifikasi bencana alam, Memang ambruknya ini dikarenakan hujan dengan intensitas tinggi di wilayah ampelgading, Analisa kami terjadi kebocoran pada atap sekolah dan air dari kebocoran tersebut membebani plafon dan atap sekolah tersebut”, Ungkap Sadono melalui pesan singkat.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Desa Lebak Harjo Sumarno, saat dihubungi awak media menegaskan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Malang Sudah memutuskan akan segera memberikan perhatian khusus serius untuk perbaikan dan penggantian gedung SDN 04 Lebakharjo yang ambruk. Sumarno menegaskan bahwa, pemerintah Daerah bersama Kapolres, Danramil, Pak Camat Sepakat memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan dan pergantian atap dan ruang kelas yang ambruk
“Sudah dapat atensi khusus oleh pak Bupati dan Pak Sekda, karena gedung untuk pendidikan, saya malam saat ambruk datang melihat langsung kelokasi mas. Saat itu hujan deras, mungkin galfalumnya tidak kuat karena atapnya menggunakan genting prentul atau karang pilang yang terbuat dari bahan tanah, kejadian pertama tgl 2 malam kejadian ke dua tgl 4 atau 5 malam Alhamdulillah saat kejadian tidak ada proses belajar mengajar sehingga tidak ada korban jiwa ataupun luka pasca kejadian”, Tandas Sumarno (13/01)
( Redd/S.Bahri )