PETI di Hutabargot dikenal rawan longsor, KNPI minta Pemkab Madina Turun Tangan
Panyabungan
mediakpk.co.id – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Madina mendesak Pemerintah Kab Madina, khususnya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana) segera turun tangan melakukan langkah preventif dan antisipatif terkait maraknya aktivitas PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin) yang ditengarai rawan longsor di Hutabargot.
Demikian disampaikan Ketua KNPI Madina Khairil Amri Nasution menyikapi keresahan warga akibat aktivitas illegal PETI tsb dengan kondisi musim penghujan yang berpotensi menimbulkan bencana alam (27/1).
“Kita minta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera membuka posko dan memantau kondisi geologi di wilayah pertambangan tanpa izin (PETI) di Huta Bargot tepatnya di Kilometer 2 dan sekitarnya” ungkap Khairil Amri.
Dijelaskan, pemerintah harus turun tangan dan jangan “abai” dan terus melakukan pembiaran aktivitas illegal PETI ini, karna hal ini menyangkut kelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat” ujar mantan Ketua Umum PC PMII Kab Madina ini.
Khairil Amri di dampingi beberapa pimpinan element pemuda dan mahasiswa telah menerjunkan tim investigasi dan menelaah secara akademis terkait maraknya PETI di wilayah Madina beberapa tahun terakhir ini.
“Kita meminta kepada pemerintah daerah khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melakukan deteksi dini sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi di wilayah pertambangan tanpa izin di kawasan Hutan Kecamatan Huta Bargot. Mengingat saat ini para penambang tidak di bekali tentang kesadaran dan pengetahuan terkait keselamatan. Kondisi saat ini sudah sangat meresahkan terlebih saat ini musim penghujan jika terus dibiarkan tanpa adanya antisipasi dari pemerintah dikhawatirkan rawan longsor dan pergeseran tanah mengingat PETI di wilayah Huta Bargot tidak memiliki drainase dan saluran air yang memadai”tegasnya.
Khairil Amri Nasution menambahkan pemerintah daerah saat ini perlu antisipasi dini sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, memberikan perhatian lebih ke wilayah tersebut. “Kawasan PETI Hutabargot dikenal rawan longsor, karna letaknya di perbukitan, hutan dan kebun masyarakat. Hasil investigasi kita, sudah sangat sering terjadi longsor yang mengakibatkan korban jiwa disana. Apalagi penggalian lobang PETI disana cukup dalam bisa mencapai puluhan sampai ratusan meter dibawah tanah” ujarnya.
Ditambahkan, aktivitas PETI di wilayah Hutabargot, sudah makin merajalela dan leluasa ibarat keramaian di pasar. Para penambang juga sudah tidak wajar lagi dalam menggali kedalaman lobang. Bila Pemkab Madina, terus melakukan pembiaran dan tidak ada langkah antisipasi secara cepat dan cermat maka hal ini akan menjadi “bom waktu” yang akan meledak secara tiba-tiba. Jika perlu pemerintah juga diminta mendirikan posko di sekitar wilayah tersebut dan memantau cuaca dan kondisi geologi, sebagai langkah awal sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa saja merenggut korban jiwa. “Pemerintah harus hadir dan lebih tegas dalam melakukan edukasi dan antisipasi untuk menghindari kerusakan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja warga” tutupnya.
( Redd/S.Bahri )