Media KPK
SUMSEL-LAMPUNG-BABEL

Ketua Gapoktan Mekar Mukti Kangkangi Mesin Bantuan Kementan RI

MEDIAKPK.CO.ID, Lampung Selatan |

Ketua Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Mekar Mukti Desa Mekar Mulya Kecamatan Palas, H. Darto diduga ‘Kangkangi’ Enam Unit mesin sedot air bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI tahun 2019.

Hal tersebut terkuak dari sumber yang dapat dipercaya juga warga Desa setempat mengatakan kepada Bongkar Post pada Kamis, 2/1/2025 lalu.

Menurutnya, pada tahun 2019 Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Mekar Karya yang diketuai oleh H. Darto mendapat bantuan Mesin Sedot air dari Kementan RI berupa Enam Unit mesin diesel Merk Yanmar serta perlengkapan alat pompa sedot air.

Bantuan Mesin sedot air tersebut digunakan oleh H. Darto sejak tahun 2019 untuk menyedot air untuk mengairi sawah milik warga dengan cara membayar per hektar Rp. 350.000 serta Empat karung (4 Kwintal) Padi setelah panen.

Namun, bantuan Mesin sedot air dari Kementan RI tersebut hanya di kangkangi sendiri secara pribadi oleh H. Darto tanpa melibatkan anggota kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Mekar Mukti.

“Itu Mesin bantuan dari Kementan RI tahun 2019 digunakan untuk usaha pribadi oleh H. Darto sebagai Ketua Gapoktan, ” ujar warga yang tak mau disebutkan namanya.

Padahal, jelasnya, mesin diesel pompa air itu setiap tahun musim tanam padi selalu digunakan untuk mengairi sekitar 275 hektar sawah milik anggota kelompok tani warga desa setempat.

“Dalam 1 Hektar sawah, petani bayar ke H. Darto dengan uang muka Rp.350 ribu dan 4 karung (kwintal) padi setelah panen. Ada sekitar 275 hektar sawah yang menggunakan jasa sedot air yang dikelola Pak Darto yang menggunakan mesin bantuan Kementan RI, “jelasnya.

Parahnya lagi, Walaupun jasa sedot air tersebut menggunakan mesin bantuan dari Kementan RI, tetapi selaku Ketua Gapoktan Mekar Mukti H. Darto tidak pernah melaksanakan Rapat Akhir Tahun (RAT) untuk melaporkan kegiatan usaha jasa sedot air (pengairan) kepada semua anggota kelompok tani yang tergabung di Gapoktan Mekar Mukti.

“Gapoktan Mekar Mukti selama ini tidak pernah melaksanakan RAT apalagi pelaporan kepada anggota terkait hasil usaha jasa sedot air (pengairan), “ungkapnya.

“Setiap ada Anggota yang tanya kenapa tidak pernah melaksanakan RAT, jawab Pak Darto selalu bilang kalau modal awal mesin tersebut miliknya dan kalau ada yang mau ganti modalnya baru Pak Darto (Ketua Gapoktan) akan melaksanakan RAT, “imbuh sumber.

Sementara itu saat dikonfirmasi dikediamannya, H. Darto Ketua Gapoktan Mekar Mukti tidak menampik bila dirinya tidak pernah melaksanakan RAT terutama untuk pelaporan kegiatan sewa mesin sedot air bantuan Kementan RI.

Menurutnya usaha jasa sewa mesin sedot air tersebut adalah suatu usaha pribadi dirinya tidak mengatasnamakan Gapoktan Mekar Mukti. Dikarenakan, selain menggunakan mesin bantuan dari Kementan RI ada beberapa Unit juga mesin milik pribadinya.

“Memang benar untuk usaha jasa pompa air pengairan sawah itu tidak pernah dilaksanakan RAT atau pelaporan kepada Anggota dikarenakan ini adalah usaha pribadi bukan kelompok. Sebelum ada bantuan mesin dari Kementan itu lebih dahulu menggunakan mesin milik pribadi saya, “tutur H. Darto.

“Saya juga ada kebijakan untuk membuat jembatan, memperbaiki siring siring di lokasi saya itu dari hasil jasa pengairan juga. Dan kalau saya rugi, itu juga tidak ada anggota yang mau bantu, “sambungnya.

H. Darto mengakui untuk biaya jasa pengairan sejak tahun 2019 hingga 2023 itu petani membayar kepada dirinya untuk 1 hektar sawah sebesar Rp.2.800.000 dan untuk tahun 2024 untuk 1 hektar sawah sebesar Rp. 1.200.000 dan 1 kwintal Padi.

” Itu sudah kesempatan, dan itu memang tidak pernah saya laporkan di RAT Kelompok tani Mekar Mukti dikarenakan menurut saya itu adalah usaha pribadi saya, “pungkasnya.

(AR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!